Fleet Management System
Fleet Management system sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan yang pada operational hariannya sangat bergantung kepada pengangkutan material, barang, hasil produksi, dan lain-lain, seperti pada perusahaan pertambangan baik batubara maupun mineral, Plantation baik perkebunan maupun kehutanan, Logistics, Rental, dan beberapa kegiatan usaha lainnya.
Di pertambangan, Pengangkutan Material menghabiskan 50% -60% biaya (Cost) operasional di tambang khususnya ‘open pit’, transportasi material di tambang utamanya di tentukan oleh operasional load-haul-dump yang mengikut sertakan unit hauler (truk) dan loader (Excavator).
Permasalahan mengenai bagaimana alokasi, pengaturan dan optimalisasi truck atau “fleet” secara keseluruhan, selalu merupakan hal yang sampai saat ini menjadi ‘pekerjaan rumah’ bagi semua pihak yang berhubungan dengan operational dan produksi ditambang. bagi perusahaan, setiap usaha untuk dapat menurunkan biaya produksi dan operational serendah mungkin namun tetap dapat mempertahankan produktivitas setinggi mungkin (Increase Production with lower cost) merupakan target yang harus selalu tercapai.
Efisiensi Biaya (Reduce Cost)
ada dua faktor yang sangat mempengaruhi besaran cost di pertambangan, yaitu FUEL dan TIRE.
Fuel memberikan kontribusi cost terbesar pada operational Fleet, dan terus bertambah besar disebabkan oleh perilaku dan kondisi yang tidak dapat di monitor dan di kontrol seperti:
- Tinggi nya “Idle time” kendaraan
- Perilaku berkendara operator yang kurang baik
- Jadwal maintenance kendaraan yang tidak termonitor
dengan melakukan monitoring status kendaraan dengan target mengurangi Idle Time, perusahaan bisa melakukan penghematan yang sangat besar di sisi biaya bahan bakar kendaraan (Fuel Cost). R-TRAKLITE Fleet Management System dapat membantu dalam merencanakan dan melakukan program penghematan ini.
OPTIMALISASI FLEET
Optimalisasi Fleet merupakan langkah selanjutnya yang harus dicapai, seiring dengan program effisiensi biaya (reduce cost) yang telah dicanangkan sebelumnya. Tapi.. langkah Optimalisasi ini akan sangat sulit dan tidak akan berhasil apabila tidak didukung dengan data-data lengkap yang dapat di ukur, dianalisa, dievaluasi dan pada akhirnya akan dapat digunakan untuk proses perbaikan kearah yang lebih baik.. “we cannot improve what we cannot measure”..
Jadi.. sebelum melakukan proses optimalisasi Fleet, ada banyak pertanyaan yang perlu kita analisa dengan data-data yang benar dan komprehensif. kira-kira beberapa pertanyaannya seperti ini:
LOADER/EXCAVATOR
1. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk loading full ke setiap truck
2. Apakah Loader/Excavator selalu ready untuk loading ke Truck
3. ataukah Loader kita banyak Idle/Menggantung
4. Seberapa akurat kita dapat menghitung productivity Loader dibandingkan dengan target plan
HAULER/TRUCK
1. Berapa lama truk menyelesaikan satu ritase
2. Berapa lama delay dan Idle time setiap truk termasuk saat shift change
3. Berapa jarak yang ditempuh dari Loading – Dumping – Loading area
4. Berapa banyak truk yang antri di satu excavator
5. Berapa banyak truk yang ready dan breakdown di setiap shift
6. Berapa akurat kita mengukur produktivitas truk dibandingkan target plan
“Apakah kita kekurangan truk atau kelebihan truk ya..??? “
Setelah beberapa pertanyaan contoh diatas, langkah selanjutnya adalah membuat “Action Plan” untuk proses optimalisasi Fleet.
langkah paling awal tentu saja adalah mulai mengumpulkan data-data operational fleet untuk diobservasi. sebaiknya semua data ini selalu didapatkan secara cepat dan tepat waktu, terus menerus (Kontinyu) dan tanpa rekayasa. data dari R-TRAKLITE Fleet Management bisa sangat membantu karena langsung didapatkan sesuai dengan operational di lapangan setiap saat.
langkah berikutnya setelah mengumpulkan data dan melakukan general analisa, dapat dilanjutkan dengan mulai membuat reporting yang sesuai dengan kebutuhan. sebaiknya report yang akan dibuat tidak terlalu kompleks tetapi lebih sederhana dan menampilkan data yang sesuai dengan kebutuhan. untuk fleet operational, reporting dapat digenerate secara berkala melalui aplikasi fleet management system, sehingga user tidak perlu melakukan pengumpulan dan input data, selain itu juga akan sangat membantu dalam keakuratan data yang didapatkan
langkah selanjutnya adalah menentukan target yang akan dicapai sesuai dengan area yang diimprove, target ini perlu diketahui dan dipahami oleh semua stake holder agar semua bisa memberikan inisiatif dalam pencapaiannya, selanjutnya.. “take actions..!”
lakukan reguler review dan evaluasi, kira-kira itulah langkah terakhir yang sangat penting dalam penentuan apakah rencana yang sudah dibuat dan langkah yang diimplementasikan sudah sesuai dengan target pencapaian.. bila sudah sesuai dan berjalan dengan baik, semua langkah diatas dapat diulangi untuk melakukan optimalisasi di sektor yang lain. (#namaste)